Jumat, 20 Januari 2012

mengenal sarung samarinda


Sarung Samarinda


Sarung samarinda adalah sebuah karya kerajinan rakyat berupa tenunan tradisional dari kota Samarinda yang terkenal di seluruh Indonesia bahkan sampai mancanegara.

Kerajinan ini berasal dari daerah Sulawesi Selatan, dibawa oleh orang-orang Bugis ke Samarinda tepatnya Samarinda Seberang pada sekitar abad ke 18, berkaitan erat dengan sejarah kedatangan suku Bugis ke Kalimantan Timur.

Menurut lontara atau silsilah kedatangan suku bugis, berawal dari kedatangan suku Bugis ke tanah Kutai pada tahun 1665 ketika terjadi kerusuhan di kerajaan Bone.

Kerusuhan tersebut terjadi saat berlangsungnya pernikahan antara putra kerajaan Goa dengan putri Sultan Bone, dimana La Ma Dukellang menikam bangsawan tinggi kerajaan Bone ketika diadakan sabung ayam saat upacara pernikahan tersebut hingga tewas.

Maka terjadilah peperangan yang tak seimbang sehingga La Ma Dukellang beserta 3 putranya beserta 8 orang bangsawan Wajo ditambah 200 pengiring dengan kelengkapan 14 perahu layer meninggalkan Wajo menuju Tanah Kutai.

Tetapi mereka kehabisan perbekalan di tengah perjalanan dan berlabuh di pasir. Kemudian banyak orang-orang dari Wajo dan Sopeng berdatangan karena tidak tahan dijajah oleh kerajaan Bone.

Sarung Samarinda
Kegiatan Menenun

Karena semakin banyaknya pendatang kemudian diadakan musyawarah besar, dan dari hasil musyawarah itu Lamohang Daeng Mangkona diperintahkan pergi ke Kutai untuk berusaha, pada mulanya kerajaan Kutai di bawah pimpinan Pangeran Dipati Mojo Kusumo memberi rombongan Lamohang Daeng Mangkona sebidang tanah di daerah Loa Buah, tetapi kemudian diberi di wilayah Samarinda Seberang.

Semenjak itu Samarinda Seberang dibangun oleh Lamohang Daeng Mangkona dan ia memerintah rakyatnya dengan gelar Pua Ado.

Demikianlah bahwa sarung Samarinda sebagai salah satu hasil budaya suku Bugis yang dibawa dari tanah asalnya dan dikembangkan sebagai usaha keluarga atau home industri, sampai kini terkenal sampai mancanegara sebagai hasil budaya khas daerah Kalimantan timur.


Alat-Alat Tenun
Tenun tradisional sarung Samarinda hingga saat ini masih mempergunakan peralatan yang keseluruhannya terbuat dari kayu, tanpa alat-alat mesin dan secara keseluruhan dikerjakan dengan tenaga manusia, mulai dari memberi warna benang, memintal, menenun sampai mencuci.

Sarung Samarinda
Alat Pintal Benang

Sarung Samarinda
Alat Tenun

Adapun peralatan tenun ini terdidi atas 4 bagian yaitu:

Unuseng / alat pintal terdiri dari:
Uneseng
Roweng
Tudungeng Roweng

Saureng (alat penyusun corak / pembuat benang buri terdiri dari:
Saureng
Jarancara

Aparsing / alat atau tempat memasukan benang pada sisir dan seluruh perlengkapan alat tenun pada benang lusi, terdiri dari:
Pemalu
Sisir
Palapa
Paccacu are
Pabbicang are
Pananre
Walida
Book book
Pessa
Awereng
Taropong
Bulo-bulo
Amisong
Appajjelloreng


Bahan Dan Corak

Sarung Samarinda
Benang


Sarung Samarinda
Roll Benang

Bahan:
Sarung tenun Samarinda dibuat dari bahan yang berkualitas tinggi, yaitu bahan import dari luar negeri. Bahan tersebut antara lain:
Benang sutera alam / warm silk
Benang sutera import yang disebut spoon silk
Bahan pewarna dengan macam-macam warna yang juga diimport dari luar negeri terutama dari Jerman.

Warna:
Sarung tenun samarinda menggunakan warna-warna tua dan kontras seperti hitam, putih, merah, hijau, ungu, biru laut dan hijau daun.

Corak
Corak Balo So’bi (motif Kalimantan timur)
Corak Siparapre
Corak balo hatta ungu
Corak Negara
Corak asepulu bolong
Corak taba hijau

Sumber : Dinas Kebudayaan Kota Samarinda, Jl. Dahlia No. 69. Ph. 0541 748520

Tidak ada komentar:

Posting Komentar