Jumat, 20 Januari 2012

SAMARINDAKU


Samarinda adalah ibukota dari Kalimantan Timur. Samarinda terkenal dengan nama “SAMARINDA KOTA TEPIAN” . Pada zaman dulu, samarinda terkenal akan pesut putihnya. Samarinda dikenal dengan makanan khasnya yaitu "AMPLANG". Amplang terbuat dari bahan dasar ikan dan tepung, di samarinda terdapat banyak toko-toko amplang agar para wisatawan dapat membeli amplang sebagai cindera mata dari samarinda. Selain amplang, samarinda juga mempunyai makanan khas seperti soto banjar, laksa dan lempok durian.
Samarinda juga mempunyai tempat wisata seperti islamic center, stadion palaran, air terjun dan kebun binatang. Stadion palaran sendiri yg merupakan objek wisata olahraga ini merupakan stadion terbesar di kalimantan timur, stadion palaran juga sering digunakan sebagai tempat pelaksanaan event-event besar di samarinda. Selain stadion palaran, samarinda juga mempunyai stadion sempaja yg pernah digunakan sebagai tempat PON XXVII tahun 2008. Di event ini burung enggang yg merupakan burung yg terkenal di kalimantan timur ini dijadikan sebagai maskotnya.
Samarinda juga mempunyai masjid yg terbesar di ASIA TENGGARA yg dinamakan "islamic center", para wisatawan sering berkunjung ke masjid itu hanya untuk melihat keindahan islamic center. Pada hari-hari besar seperti idul fitri dan idul adha, islamic center sering dijadikan pilihan tempat untuk melaksanakan solat idul fitri dan solat iid. Di masjid ini memilik lift yg digunakan untuk menuju lantai paling atas. Di lantai ini kita dapat melihat seluruh bangunan islamic center.
Parawisatawan juga dapat mengunjungi tempat wisata air terjun dan kebun binatang yg terletak di daerah tanah merah. Dikebun binatang ini kalian dapat melihat binatang-binatang langka, terutama binatang orang utan yg sekarang hampir punah karena banyak orang yg membunuhnya karena hewan ini dianggap sebagai hama kebun kelapa sawit. Maka dihimbau kepada seluruh warga di samarinda agar tidak memburu binatang ini agar tidak punah. Selain binatang-binatang langka disini juga terdapat berbagai hiburan untuk anak-anak dan orang dewasa.
Selain kebun binatang  para wisatawan yg ingin mengetahui  sejarah budaya suku dayak dapat mengunjungi objek wisata yg dinamakan “PAMPANG”. Disini kita dapat melihat berbagai ciri khas dari suku dayak yaitu seorang wanita yg bertelinga panjang karena memakai anting-anting yg setiap tahunnya di tambah 1 kg dan rumah-rumah “Lamin” khas kalimantan timur. Di tempat ini kita juga dapat membeli berbagai cindera mata seperti gelang dan kalung yg terbuat dari taring babi hutan.
Nadia Regina Cahyani
SMPN 2 SAMARINDA

mengenal sarung samarinda


Sarung Samarinda


Sarung samarinda adalah sebuah karya kerajinan rakyat berupa tenunan tradisional dari kota Samarinda yang terkenal di seluruh Indonesia bahkan sampai mancanegara.

Kerajinan ini berasal dari daerah Sulawesi Selatan, dibawa oleh orang-orang Bugis ke Samarinda tepatnya Samarinda Seberang pada sekitar abad ke 18, berkaitan erat dengan sejarah kedatangan suku Bugis ke Kalimantan Timur.

Menurut lontara atau silsilah kedatangan suku bugis, berawal dari kedatangan suku Bugis ke tanah Kutai pada tahun 1665 ketika terjadi kerusuhan di kerajaan Bone.

Kerusuhan tersebut terjadi saat berlangsungnya pernikahan antara putra kerajaan Goa dengan putri Sultan Bone, dimana La Ma Dukellang menikam bangsawan tinggi kerajaan Bone ketika diadakan sabung ayam saat upacara pernikahan tersebut hingga tewas.

Maka terjadilah peperangan yang tak seimbang sehingga La Ma Dukellang beserta 3 putranya beserta 8 orang bangsawan Wajo ditambah 200 pengiring dengan kelengkapan 14 perahu layer meninggalkan Wajo menuju Tanah Kutai.

Tetapi mereka kehabisan perbekalan di tengah perjalanan dan berlabuh di pasir. Kemudian banyak orang-orang dari Wajo dan Sopeng berdatangan karena tidak tahan dijajah oleh kerajaan Bone.

Sarung Samarinda
Kegiatan Menenun

Karena semakin banyaknya pendatang kemudian diadakan musyawarah besar, dan dari hasil musyawarah itu Lamohang Daeng Mangkona diperintahkan pergi ke Kutai untuk berusaha, pada mulanya kerajaan Kutai di bawah pimpinan Pangeran Dipati Mojo Kusumo memberi rombongan Lamohang Daeng Mangkona sebidang tanah di daerah Loa Buah, tetapi kemudian diberi di wilayah Samarinda Seberang.

Semenjak itu Samarinda Seberang dibangun oleh Lamohang Daeng Mangkona dan ia memerintah rakyatnya dengan gelar Pua Ado.

Demikianlah bahwa sarung Samarinda sebagai salah satu hasil budaya suku Bugis yang dibawa dari tanah asalnya dan dikembangkan sebagai usaha keluarga atau home industri, sampai kini terkenal sampai mancanegara sebagai hasil budaya khas daerah Kalimantan timur.


Alat-Alat Tenun
Tenun tradisional sarung Samarinda hingga saat ini masih mempergunakan peralatan yang keseluruhannya terbuat dari kayu, tanpa alat-alat mesin dan secara keseluruhan dikerjakan dengan tenaga manusia, mulai dari memberi warna benang, memintal, menenun sampai mencuci.

Sarung Samarinda
Alat Pintal Benang

Sarung Samarinda
Alat Tenun

Adapun peralatan tenun ini terdidi atas 4 bagian yaitu:

Unuseng / alat pintal terdiri dari:
Uneseng
Roweng
Tudungeng Roweng

Saureng (alat penyusun corak / pembuat benang buri terdiri dari:
Saureng
Jarancara

Aparsing / alat atau tempat memasukan benang pada sisir dan seluruh perlengkapan alat tenun pada benang lusi, terdiri dari:
Pemalu
Sisir
Palapa
Paccacu are
Pabbicang are
Pananre
Walida
Book book
Pessa
Awereng
Taropong
Bulo-bulo
Amisong
Appajjelloreng


Bahan Dan Corak

Sarung Samarinda
Benang


Sarung Samarinda
Roll Benang

Bahan:
Sarung tenun Samarinda dibuat dari bahan yang berkualitas tinggi, yaitu bahan import dari luar negeri. Bahan tersebut antara lain:
Benang sutera alam / warm silk
Benang sutera import yang disebut spoon silk
Bahan pewarna dengan macam-macam warna yang juga diimport dari luar negeri terutama dari Jerman.

Warna:
Sarung tenun samarinda menggunakan warna-warna tua dan kontras seperti hitam, putih, merah, hijau, ungu, biru laut dan hijau daun.

Corak
Corak Balo So’bi (motif Kalimantan timur)
Corak Siparapre
Corak balo hatta ungu
Corak Negara
Corak asepulu bolong
Corak taba hijau

Sumber : Dinas Kebudayaan Kota Samarinda, Jl. Dahlia No. 69. Ph. 0541 748520

mengatasi banjir disamarinda

Mencermati permasalahan banjir di Kota Samarinda, tentulah bukan semata permasalahan budaya membuang sampah di sembarang tempat. Ada berbagai hal yang lebih dalam yang perlu diperhatikan dalam melihat permasalahan banjir di Kota Samarinda.
Karakteristik umum banjir Kota Samarinda adalah sebagian besar disebabkan karena aliran alam (sungai ataupun anak sungai) telah semakin dipaksa menyempit, tempat penyerapan air (rawa, danau) yang semakin tiada dan pepohonan yang semakin sedikit.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka penting dan mendesak untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Penetapan Kawasan Lindung Lokal
Sudah sepatutnya DPRD Kota Samarinda bersama dengan Pemerintah Kota Samarinda membuat sebuah Peraturan Daerah (Perda) untuk melindungi kawasan-kawasan yang bernilai penting bagi ekologi maupun sosio-kultural warga Kota Samarinda.
Perda Kawasan Lindung Lokal tersebut melindungi kawasan-kawasan rawa yang tersisa, kawasan perbukitan kapur, serta kawasan mangrove di wilayah Kota Samarinda. Usulan lokasi (sementara) untuk rawa adalah pada wilayah Jl Inpres, Jl Belatuk, Jl Banggeris, Jl A Wahab Syahranie. Untuk lokasi mangrove adalah sepanjang tepi Mahakam, mulai dari Jembatan Mahakam hingga Jl Slamet Riyadi (depan Depot Pertamina).
2. Perketat Pembangunan Perumahan
Dalam pemberian pembangunan perumahan kepada developer, wajib mensyaratkan untuk menyisakan 30% dari luas kawasannya untuk tetap sebagai Ruang Terbuka Hijau, dimana separuhnya harus diperuntukkan bagi pepohonan. Demikian pula dalam jalan-jalan, wajib untuk ditanami pepohonan. Selain itu, untuk setiap bangunan yang dibangun, wajib memiliki sumur resapan (ataupun bio-pori) dengan volume dan jumlah yang disesuaikan dengan luasan atap bangunan.
Dalam pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) wajib menambahkan prasyarat untuk membuat sumur resapan (ataupun bio-pori) dengan volume dan jumlah yang disesuaikan dengan luasan atap bangunan, pada setiap IMB yang akan diberikan. Lebih disarankan untuk membangun dengan model panggung, dimana pada bagian tanah tidak dilapisi lagi dengan semen. Dan untuk kepentingan jalan di areal rumah/bangunan, menggunakan paving-block berpori. Prasyarat berikutnya adalah kewajiban menanam 6 (enam) batang pohon untuk setiap rumah/bangunan, dan bukan semata taman. Yang dimaksud pohon adalah tumbuhan berkayu yang dapat memiliki diameter lebih dari 10 cm.
3. Perlindungan Kawasan Persawahan dan Kebun Rakyat
Sudah menjadi penting bagi Pemerintah untuk melakukan perlindungan terhadap areal Persawahan dan Kebun Rakyat, baik dari pengambilalihan paksa maupun dari bencana ekologi. Kawasan hulu dari persawahan dan kebun rakyat sudah selayaknya dilindungi. Hal ini menjadi penting, terutama untuk menopang kebutuhan bahan pokok warga kota. Misalnya saja di kawasan Handil Bhakti, selalu terjadi banjir setiap tahun yang merendam persawahan akibat perubahan lahan di kawasan lebih hulunya.
4. Perluasan Kawasan Berpepohonan
Samarinda membutuhkan kawasan berpepohonan yang lebih luas. Kawasan ini termasuk di dalamnya adalah hutan kota, kawasan ruang terbuka hijau, lahan pekarangan rumah dan perkantoran berpepohonan, dan kawasan pusat perbelanjaan dengan pepohonan.
Dari hasil kajian Supriadi (2006) ditunjukkan bahwa kebutuhan hutan bagi Kota Samarinda di tahun 2011 adalah seluas 19.875,72 hektar (27,68% dari luas kota). Melihat kondisi saat ini, maka Kota Samarinda memiliki kekurangan 19.184,61 hektar.
Namun hal yang masih penting diperhatikan dalam penentuan lokasi hutan kota adalah letak dan luasan pada setiap sub DAS, sehingga terdistribusi dengan baik dan dapat berfungsi dengan optimal.
5. Pengelolaan Drainase
Pengelolaan drainase tidaklah semata untuk memelihara selokan ataupun saluran air. Namun lebih jauh daripada itu, sungai-sungai (alam) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota sebagai sungai alam, harusnya dapat tetap dipertahankan keberadaannya dengan tidak menutup aliran sungai yang telah ada. Hal yang telah terjadi semisal sungai alam yang telah ditutup akibat pembangunan Lembuswana Mal. Sementara dua buah anak sungai Karang Mumus juga akan ditutup untuk kepentingan pembangunan Bandara Samarinda di Sungai Siring.
6. Pencabutan Perijinan Pertambangan
Pertambangan telah dengan sangat nyata merugikan bagi kepentingan ekologi dan sosial-ekonomi rakyat. Pembukaan batubara di berbagai kawasan Samarinda telah menunjukkan arah yang tidak baik bagi kepentingan warga kota di masa mendatang. Sudah bukan waktunya lagi pemerintah berpihak kepada pemodal. Saat ini sudah saatnya pemerintah membangun keberpihakan kepada warga. Sesaat lagi, sistem politik akan bertumpu pada warga, dimana uang bukan lagi kuasa.
7. Penghentian Pembangunan Bandara Samarinda di Sungai Siring
Bandara Samarinda di Sungai Siring secara nyata tidak layak ditinjau dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Walaupun kemudian Komisi AMDAL Propinsi Kalimantan Timur menyatakan telah lulus AMDAL, namun bila dikaji lebih dalam lagi, senyatanya proses kajian AMDAL TIDAK PERNAH DILAKUKAN oleh Konsultan AMDAL. Akan ada dua anak sungai Karang Mumus yang dipotong, Hutan Pendidikan dan Kebun Botani Unmul akan terganggu, demikian pula terhadap kawasan-kawasan sekitarnya. Maka untuk Bandara Samarinda di Sungai Siring, akan lebih baik dibatalkan.
Bila terlalu sulit untuk mewujudkan gagasan di atas, ada sebuah tawaran solusi alternatif yang mungkin akan lebih menarik, dimana Pemerintah Kota Samarinda harus mendesign ulang sarana transportasi kota menjadi sistem transportasi perairan, yaitu dengan merubah jalan-jalan kota menjadi kanal-kanal yang juga merupakan jawaban atas semakin mengecilnya ruang bagi air di kota.
Namun, bila saja Pemerintah Kota Samarinda telah berhasil mengatasi permasalahan banjir di Kota Samarinda, maka ini adalah jalan lain menuju surga (dunia).

kuliner khas samarinda

Nasi Kuning dan Lontong
Nasi kuning dan lontong merupakan makanan paling favorit masyarakat Samarinda untuk sarapan pagi dan dapat juga sebagai menu makan siang. Ciri khas nasi kuning Samarinda adalah lauknya berupa ikan haruan (gabus), daging sapi, telur dan soun, dengan taburan serondeng (kelapa parut goreng) dan bumbu bali. Sedangkan lontong adalah lontong berkuah santan dengan lauk seperti pada nasi kuning. Banyak tempat di Samarinda yang menjual nasi kuning dan lontong. Salah satu tempat yang menjual nasi kuning dan lontong yang enak ada di jl. Aminah Syukur, dekat perempatan jl. AR Hakim, Samarinda.

Buras dan Laksa
Masih di sekitar jl. Aminah Syukur, persisnya di jl. Cut Mutia RT. 01 No. 24, Samarinda; kamu dapat menikmati buras dan laksa yang sangat enak. Pemiliknya, Haji Djamaluddin, telah membuka usaha ini sejak 1970-an. Saat ini warung buras dan laksa ini dijalankan oleh anaknya yang bernama Fitri. Buras dan laksa biasa disajikan dengan kuah ikan haruan yang ditumbuk halus dan bersantan. Kamu juga dapat menambahkan potongan ikan haruan, telur dan lain-lain sebagai lauknya.

Coto Makassar
Coto Makassar juga merupakan menu sarapan pagi dan makan siang paling favorit warga Samarinda. Coto Makassar tak dapat lepas dari tradisi dan sejarah kota Samarinda. Dengan bahan daging dan jeroan sapi dan berkuah santan, Coto Makassar biasa dimakan bersama ketupat atau buras. Coto Makasar dijual hampir di setiap jalan dan pelosok kota Samarinda. Beberapa tempat favorit untuk menikmati Coto Makasar yang enak yaitu di jl. Diponegoro (dekat pertigaan jl. KH Abul Hasan) dan jl. DI Panjaitan RT. 04 no. 11, Samarinda.

Tahu Tek
Nawi dan istrinya sudah tujuh tahun mangkal di depan sebuah toko di jl. Diponegoro no. 101, Samarinda, menjual Tahu Tek yang sangat enak rasanya. Profesi sebagai penjual Tahu Tek ini sudah dijalaninya sejak tahun 1992. Awalnya dia menjual Tahu Tek dengan cara berkeliling. Tahu Tek yang sebenarnya adalah makanan khas rakyat Jawa Timur ini terdiri dari tahu goreng yang dipotong-potong dengan menggunakan gunting, ditambah dengan taoge, irisan lontong dan mentimun, serta ditaburi dengan bumbu petis dan kerupuk. Enak banget.
Soto Banjar
Setelah mencicipi berbagai Soto Banjar yang dijual di beberapa tempat di Samarinda, aku rasa Soto Banjar terfavoritku saat ini adalah Soto Banjar yang dijual oleh pasangan Pak Rudy dan Bu Ida yang beralamatkan di jalan Dermaga Gang Beringin no. 3, Samarinda. Menurutku rasa dan aromanya benar-benar merupakan cita rasa Soto Banjar yang sesungguhnya. Rasa dan aroma kuah Soto Banjar sangatlah khas, ini yang membedakan Soto Banjar dengan soto lainnya. Bahan-bahan lainnya, seperti: perkedel, telor, soun, ayam suwir, seledri, bawang goreng dimana-mana hampir sama saja. Coba deh.